Lumajang – Kisruh dugaan penyelewengan dana hasil donasi lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT) turut berdampak pada progres pembangunan Hunian Sementara (Huntara) korban erupsi Gunung Semeru, di Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro.
Dari 100 unit huntara yang dijanjikan akan dibangun oleh ACT, sampai saat ini baru ada 22 unit huntara yang selesai dibangun. Sementara ada 7 unit yang terbengkalai, tidak ada progres pembangunan. Bupati Lumajang, Thoriqul Haq yang ditemui disela kegiatannya di kawasan rekokasi, Kamis (7/7), menanggapi hal tersebut.

“Salah satu yang menyanggupi membantu kami dalam pembangunan huntara, saat itu ACT menyampikan 100 huntara, akhirnya kita bagi dan kita lakukan beberapa tahapan,” ungkapnya.
“Hingga hari ini dari 100 itu, 22 huntara sudah selesai dan 7 dalam proses. 7 yang dilihat dilokasi masih stagnan, tidak ada kelanjutannya,” tambahnya.
Pemerintah Kabupaten Lumajang, baik melalui Asisten Administrasi Sekda Lumajang, Nugroho Dwi Atmoko maupun Kepala BPBD Kabupaten Lumajang, Patria Dwi Hastiadi sudah mencoba mengkonfirmasi ulang prihal progres pembangunan huntara, namun nomor contact person pihak ACT tidak bisa dihubungi.
“Kemudian kontak personnya yang dari ACT sekarang sudah tidak bisa dihubungi, kemudian kabarnya diganti, contact person pengganti juga tidak bisa digubugi,” lanjut Bupati Lumajang, yang akrab disapa Cak Thoriq tersebut.
Selanjutnya, Cak Thoriq akan membuka kembali peluang untuk membangun huntara yang sebelumnya akan dibangun oleh ACT. (Mad/LTV)