Bencana banjir lahar dan banjir bandang yang terjadi pada Jum’at (7/7/2033) lalu, menyababkan Konsolidasi Dam atau intake Rowo Gedang di Desa Kertosari tertimbun atau tertutup oleh material.Akibatnya, 657 hektare lahan pertanian di disejumlah Desa terancam mengalami kekeringan, beberapa diantaranya Desa Kertosari, Kelapa Sawit dan Desa Nguter.
“Ini sangat berdampak sekali, tak hanya pertanian, tetapi sumur-sumur di rumah warga juga kering akibat jaringan irigasi Rowogedang ini,” ungkap Wakil Bupati Lumajang, Indah Amperawati (Bunda Indah) saat dimintai keterangan usai meninjau peroses normalisasi saluran irigasi, di Dam Rowo Gedang Desa Kertosari, Sabtu (29/7) kemarin.

Wabup juga mengatakan, bahwa pihaknya telah mengirimkan alat berat untuk menormalisasi saluran irigasi yang tertimbun material.
“Kita bekerjasama di bantu alat berat oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas, kemudian operasionalnya dari APBD kita, sampai dengan delapan hari ini InsyaAllah tuntas,” katanya.
Ia berharap, normalisasi saluran irigasi bisa segera rampung, sehingga dapat dimanfaatkan kembali oleh warga terdampak.
“Mudah-mudahan air segera bisa dialirkan dan dibuka nanti sore, sehingga besok bisa dimanfaatkan warga,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Bidang SDA Dinas Perkerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Luamajang, Hari Sudjoko mengungkapkan bahwa, saluran irigasi di Rowo Gedang yang tertimbun material, tercatat sepanjang 300 meter.
“Hampir sepanjang 300 meter saluran irigasi di Selok Gedang yang tertimbun material, dan itu mengaliri sawah 657 hektare,” ungkapnya.
Selain itu, pihaknya juga telah melakukan normalisasi di Desa Kelapa Sawit sepanjang 800 meter.”Di Kelapa Sawit kita juga sudah tangani normalisasi sepanjang 800 meter, InsyaAllah dalam seminggu ini bisa mulai mengalir,” pungkasnya. (Ard/Ltv)